Monday, June 19, 2017

Sahur On The Panti 2017


Sahur-On-The-Panti-2017

Saat memasuki bulan puasa 2017, pemerintah daerah sudah memberikan larangan untuk menggelar acara tahunan, yaitu SOTR (Sahur On The Road). SOTR sendiri merupakan acara berbagi kepada sesama, ada yang berbagi makanan, pakaian, bahkan berbagi uang.

Namun, dikarenakan SOTR pada tahun ini dilarang. Maka, warga jakarta serentak menggelar acara sahur bersama anak panti / sahur bersama di panti. Acara ini pun bisa disebut dengan singkatan SOTP (Sahur On The Panti).

Menurut gue sendiri sih, SOTR sama SOTP engga ada bedanya. Tetap muterin jakarta dulu sebelum sahur sesusai rute yang sudah ditentukan oleh panitia acara.

Gue sama temen-temen ngumpul ditempat yang sudah ditentukan oleh tongkrongan sebelum dateng ke tempat yang dijadikan sebagai tempat berkumpul sama panitia SOTP. Setelah pada dateng, absen dulu sebelum jalan, cek kendaraan, helm, surat-surat berkendara, dan lain-lain,

Selesai kumpul tongkrongan gue pun langsung pindah ke tempat berkumpul yang ditentukan panitia. Absen lagi, cek konsumsi (makanan, minuman, stiker). Pas mau berangkat tiba-tiba turun hujan, lumayan deras. Akhirnya pada neduh dulu sampai hujan reda baru jalan.

Kira-kira peserta SOTP baru berangkat sekitar jam 12 malam. Dari Slipi, kita semua konvoi ke arah Harmoni, Jakarta Pusat. Namun, ada kesalahan komunikasi antara panitia yang membawa rombongan ke arah Gajah Mada, Jakarta Pusat.

Di sana ada polisi yang cukup banyak, dengan tujuan membubarkan peserta SOTR di tahun 2017. Asli sih, cukup bikin panik dan nyaris terpencar. Dengan akal yang masih bagus, akhirnya gue sama teman-teman muter jalan melalui gang tikus (jalan pintas).

Sampai di tujuan yang berada di daerah Harmoni, Jakarta Pusat para peserta dan panitia pun melakukan sesi foto sebelum perjalanan di lanjutkan. Sempat terjadi masalah internal yang mengakibatkan heboh rombongan. Tapi, akhirnya selesai dengan sendirinya,

(sesi foto)

(sesi foto)


(sesi foto)


Dari Harmoni, rombongan gue jalan ke arah Thamrin melewati masjid Istiqlal. Ehhh, ternyata malah kena sial. Rombongan gue diserang sama anak sekolah STM, Gue sendiri hampir bentrok sama mereka dan gue pasang badan (jadi tameng) untuk cewek yang boncengan sama gue.

Untung gue cukup pintar, setelah nemu celah sedikit, gue langsung kabur menghindar dari tempat kejadian. Dan akhirnya ketemu beberapa temen, gue pun suruh cewek yang gue bonceng dan temen gue bonceng buat pegangan karena bakalan ngebut! *enak loh dipeluk wle*.

Setelah komunikasi lagi dengan rombongan yang lain, akhirnya kita ketemuan di daerah Pejompongan, Jakarta Barat. Singkat cerita udah pada kumpul semua nih, terus langsung jalan deh ke panti yang menjadi tempat finish (tempat tujuan akhir).

Di panti kami pun makan bersama dengan penuh kesederhanaan. Gue pun memutuskan buat ngumpul lagi sama tongkrongan gue di Slipi, Jakarta Barat. Dan acara pun ditutup dengan sesi foto bersama peserta yang lain dan panitia.


Gue harap untuk yang baca dapat mengambil pesan positif dan buang negatifnya. Kasih komentar kalian tentang SOTR, baik manfaat maupun tidak baiknya. Ceritain di komentar ya~

Personal blogger dan Founder komunitas blogger jakarta | kirim email untuk kerjasama ke : geraldirizki@gmail.com

8 komentar

semangat puasa ya kawan

Banyak juga rintangannya ya, tapi niat baik ahirnya sukses juga, Alhamdulillah

Sahur on the panti? Keren gan!

ya memang sahur on the road itu bagus tp masalahnya banyak yg ganggu spt takut aad tawuran atau geng motor, makanay dilarang dan ternyata benar juga ,lht berita terjadi tawuran , mknya pemkot melarang itu ada benarnya juga. semua untu ketertiban jangan sampai yg sahur on the road juga mengalami hal yang buruk akibat ulah oknum

Benar! Walaupun banyak rintangan yang datang jika di hadapi dengan niat yang baik, insyaallah ada jalannya. Alhamdulillah, terima kasih mba Dewi

Sahur on the road sendiri sudah menjadi tradisi tahunan saat bulan puasa, agak susah juga jika dilarang. Saya sendiri ada ditempat kejadian saat bentrok-kan terjadi.

Para oknum ini tidak memiliki karakter mba Tira (menurut saya). Pendidikan sekolah seharusnya semakin giat membangun karakter seorang murid-muridnya.

Biarpun banyak nemuin rintangan alhamdulillah akhirnya tiba juga ya di garis finish, maksudnya di panti.